
KKM 39 Universitas Bina Bangsa (UNIBA) Tepatnya di Kampung Peres melakukan pengabdian masyarakat pada malam puncak lokakarya tingkat Desa pada tgl 25 Agustus 2021 dengan tema “Anak Pulau Ciptakan 3 Energi Baru Terbarukan” yang bisa dianggap salah satu solusi bagi warga setempat. Ke 3 energi tersebut yakni listrik yang dihasilkan dari konversi energi mekanik menjadi energi listrik yang bersumber dari angin yang terdapat di alam bebas. Biosolar sebagai bahan bakar alternatif lain dari minyak jelantah (minyak sayur bekas) dan Desalination sebagai alat teknologi merubah air asin menjadi air tawar.
Dedy Kh, selaku Dosen Pembimbing Lapangan kelompok KKM 39 mengungkapkan “Dari awal kaki mendaratkan di Dermaga Peres mengamati tempat sekitar, berbincang dengan warga dan kepala Desa setempat, langsung mendapatkan point yang terpenting, yang pertaman penerangan yang ada Didermaga sangat gelap ketika malam hari, Bahan bakar Solar yang di gunakan oleh nelayan dan sekaligus bahan bakar yang digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga Diesel merupakan bahan bakar tidak ramah lingkungan karena menimbulkan emisi buang yang kotor dan yang terakhir kebutuhan akan air bersih yang di olah dari air asin menjadi air tawar” ujarnya
KKM 39 membuat terobosan dengan merancang sendiri generator rakitan dari pipa paralon PVC, dimana di dalamnya dibuat sebuah sepul berbentuk gulungan listrik sebanyak 500 lilitan dari tembaga ukuran 0.4 mm, tiap sepul berjumlah 4 buah, kemudain di lem, di pasang pada bagain dalam pipa PVC membentuk 4 kutub satu poros, di tengah porosnya di pasang AS yang sebelumnya bagaian simetris dari As di tempelkan magnet neodymium. Hasil yang dari rancangan tersebut menghasilkan output 12 Volt, kemudian generator tersebut dipadukan dengan rancangan baling-baling tipe horizontal, dengan fleksibilitas di ekeronya.
Untuk membuat sumber energi Biosolar dari minyak jelantah (minyak sayur sisa pakai) di proleh melalui proses reaksi kimia dengan mereaksikan senyawa KOH, metanol dan minyak jelentah, tiap formula untuk bahan minyak jelantah 400 gr yang dipakai membutuhkan 2% KOH dan 10% Methanol dengan temperatur rekasi 60 0C. Hasil dari rekasi tersebut menghasilan Biosolar sebagai produk utama 60%, Gliserin 30% sebagai bahan dasar lilin dan sabun dan sisanya pengotor
Sedangkan yang terakhir yaitu Desalination sebagai alat teknologi merubah air asin menjadi air tawar dengan prinsip pemanasan, air asin di panasakan sampai mendidih dalam tempat tertutup (ketel) yang didisain hanya mengeluarkan uap, didihan uap air tersebut kemudian di salurkan melalui pipa, sebagain ujung dari pipa tersebut dimasukan kedalam lubang botol yang didalamnya berisi air, kontak uap air yang panas dengan air dingin didalam botol menyebabkan berubahnya fasa uap menjadi fasa cair yang akan keluar dari ujung pipa, air yang keluar tersebut merupakan air tawar.
KKM Kelompok 39, melakukan langkah tersebut merupakan masalah yang sifatnya subtantif yang berada di Pulau Panjang untuk warga secara keseluruhan, baik profesinya nelayan maupun penjual sembako, terlebih di kemudian hari kami berharap semua solusi yang ditawarkan mampu di implementasikan di Desa Pulau Panjang khususnya Kp.Peres” ujar Akbar selaku ketua kelompok KKM 39.
Kepala Desa Pulo Panjang Misnan mengungkapkan: “insyallah solusi ini akan di realisasikan karena dalam waktu dekat ini kami lagi menyusun angaran Desa. Prototype energi terbarukan ini sangat bermanfaat untuk kami semua, apalagi untuk memajukan desa Pulo Panjang. Saya berharap nanti kedepanya kita bisa mewujudkan ini.