
Berada di kaki gunung karang, Kampung cibeunying adalah kampung yang sebagian besar masyarakatnya bermatapencaharian petani & pembudidaya. Sebagian dari mereka adalah pembudidaya ikan air tawar seperti nila dan lele. Meskipun demikian, masyarakat cibeunying belum mengenal teknik budidaya ikan yang efekttif dan efisien seperti di kolam terpal tetapi masih mengandalkan teknik budidaya ikan di kolam tanah. Padahal, selain hanya bisa dilakukan di lokasi tertentu (misalnya air melimpah dan tanah yang luas) pemeliharan ikan di kolam tanah belum bisa menunjang kebutuhan ikan masyarakat di Kampung cibeunying, khususnya pada saat cuaca di musim hujan yang menyebabkan ikan beresiko gagal panen.
Sehubungan dengan masalah ini, kolam terpal dapat menjadi solusi alternatif untuk budidaya ikan di Kampung cibeunying. Secara khusus, kolam terpal dengan rangka penahan air memiliki beberapa kelebihan seperti (1) mudah dipindahkan, (2) tidak merusak konstruksi tanah/lahan dan (3) bahkan dapat dibangun di halaman rumah Selain itu, manfaat teknik budidaya ini adalah (1) hasil sangat baik (2) pembersihan kolam dan panen ikan mudah dan (3) sangat sesuai dengan karakteristik ikan nila.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memperkenalkan teknik pembesaran ikan nila menggunakan kolam terpal sebagai salah satu teknik pembesaran ikan nila kepada masyarakat pembudidaya ikan di Kampung cibeunying.
Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan pengabdian pada masyarakat terbagi menjadi beberapa tahapan berikut:
a. Tahapan Survei
Saat survei, tim mengunjungi secara langsung anggota kelompok pembudidaya ikan atau mitra di Kampung cibeunying. Selanjutnya tim melakukan survei untuk mengetahui permasalahan- permasalahan umum maupun khusus di bidang budidaya ikan yang sering dihadapi kelompok masyarakat.
b. Penyuluhan dan pelatihan
Penyuluhan dan pelatihan mencakup teknik budidaya ikan nila menggunakan kolam terpal sebagai wadah budidaya alternatif yang menguntungkan masyarakat.
c. Monitoring dan Evaluasi
Pada tahap ini, tim pengabdi melakukan riset dan wawancara kepada pelaku budidaya kendala yang dihadapi dan bisa kami bantu mencarikan solusinya.
Kegiatan Survei
Tahapan ini dilaksanakan pada 7 Agustus 2021. Hal penting termasuk (1) mengetahui keadaan masyarakat budidaya,(2) menyiapkan kelompok budidaya yang akan terlibat dalam kegiatan pengabdian,(3) meminta kesediaan pemerintah kampung untuk memfasilitasi kegiatan pengabdian ini dan (4) menyesuaikan waktu penyuluhan dan pelatihan antara pemerintah kampung dan tim pengabdi. Sesuai kesepakatan dengan Kepala Kampung Cibeunying (Bpk. Sani) sebagai wakil mitra (Gambar 1), maka kegiatan penyuluhan dan pelatihan ditetapkan pada tanggal 10 dan 11 Agustus 2021.
Penyuluhan dan Pelatihan
Kegiatan penyuluhan dan pelatihan meliputi dua tahapan. Pada Tahap-I (07 September 2021), tim memberikan materi tentang kolam terpal sebagai wadah budidaya, desain dan bentuk-bentuk kolam terpal serta keuntungannya. Selain itu, pada tahap-I tim memberikan bantuan kepada masing-masing kelompok berupa 1 unit kolam terpal berukuran (2.0×1.0x0.5) m3, sejumlah kayu dan papan untuk rangka kolam terpal dan alat-alat bantu untuk pembuatan kolam terpal. Pada tanggal 08 Agustus 2021 (Tahap-II), tim menjelaskan tentang pembesaran ikan nila dan pembuatan Alarm Oksigen untuk menunjang kegiatan pembesaran.
Penyuluhan dan Pelatihan
Kegiatan penyuluhan dan pelatihan meliputi dua tahapan. Pada Tahap-I (07 September 2021), tim memberikan materi tentang kolam terpal sebagai wadah budidaya, desain dan bentuk-bentuk kolam terpal serta keuntungannya. Selain itu, pada tahap-I tim memberikan bantuan kepada masing-masing kelompok berupa 1 unit kolam terpal berukuran (2.0×1.0x0.5) m3, sejumlah kayu dan papan untuk rangka kolam terpal dan alat-alat bantu untuk pembuatan kolam terpal. Selanjutnya, kelompok memberikan bantuan berupa 1 unit Alat Teknologi Alarm Oksigen kepada salahsatu pelaku budidaya didesa Sukamanah.
Monitoring dan Evaluasi
Tim pengabdi memantau dan meninjau perkembangan kegiatan setiap satu minggu sekali. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi ikan nila yang dibudidayakan pada kolam terpal. Di samping itu, kegiatan ini juga memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat untuk menanyakan tentang berbagai masalah yang mereka hadapi selama proses budidaya ikan di kolam terpal. Selama proses pemantauan dan evaluasi, tim menemukan kendala bahwa ternyata benih ikan nila harus selalu diisi Oksigen, jika oksigen mati maka benih ikan pun akan mati.
Oleh karena itu tim mencari solusi dan berhasil membuat alat alarm pendeteksi oksigen yang terbuat dari bahan-bahan sederhana dan mudah dibuat. Alat ini sangat berguna karena fungsinya untuk memberi tahu pelaku budidaya apabila terjadi gangguan / trouble pada mesin kompresor / mesin penghasil oksigen. Alat ini juga Limited Edition alias belum ada yang membuat dan menggunakannya, sehingga peluang untuk ditawarkan kepada pelaku budidaya ikan air tawar sangat besar.
Monitoring dan evaluasi oleh tim kami juga melakukan pengukuran beberapa parameter kualitas air diantaranya; suhu,oksigen terlarut dan pH. Hasil pengukuran menghasilkan suhu air (27,8-28,5 ºC), oksigen terlarut (4,31-5,50 mg/L), pH air (6- 7,1).
Hasil pengukuran ini sesuai SNI 7550:2009 yang menyebutkan suhu air yang optimal untuk pembesaran ikan nila sekitar 25-32 ºC, oksigen terlarut yang optimal > 3 mg/L dan nilai pH air optimal pembesaran ikan nila 6,5-8,5.